wew

Senin, 10 Oktober 2011

kenapa kita batuk



 

 Batuk ternyata merupakan salah satu sistem pertahanan untuk mengeluarkan benda asing dari dalam tubuh. Tetapi, tentu saja, ada juga batuk yang merupakan gejala penyakit serius.Pergantian musim penghujan ke musim kemarau mudah membuat kita terserang batuk. Sungguh menyiksa jika batuk sudah menyerang. Tak heran jika banyak orang menganggap batuk sebagai gejala penyakit yang harus segera ditangani. Orang tua yang anaknya terserang batuk pasti langsung berusaha mencari obat untuk mengobati batuk putra-putrinya. Padahal, menurut Dr. dr. H. Muljono Wirjodiardjo, Sp.A, Ph.D, tak selamanya batuk itu buruk.
"Batuk tidak selalu harus dimusuhi, karena secara fisiologis, batuk sebetulnya merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh," lanjut Muljono. Yang harus diperhatikan adalah penyebab batuk dan dalam keadaan bagaimana batuk terjadi.
Batuk terjadi di saluran napas, yang dibagi menjadi saluran napas bagian atas dan saluran napas bagian bawah. Ketika terjadi gangguan pada saluran napas bagian atas misalnya, maka tubuh akan membentuk mekanisme pertahanan dengan bersin atau batuk. Sementara gangguan pada saluran napas bagian bawah biasanya akan membuat tubuh melakukan refleks dengan batuk.

Dilihat dari mekanismenya, batuk dan bersin memiliki mekanisme yang sama dengan bernapas, yaitu menghirup (inspirasi) dan mengeluarkan napas (ekspirasi). "Batuk sebetulnya adalah letupan atau ledakan ekspirasi, begitu pun bersin. Bedanya, kalau batuk, waktunya sangat singkat dan udara yang keluar dari paru-paru sangat cepat, sementara inspirasi bisa kita atur, mau lambat atau cepat."
Udara yang keluar dari paru-paru akibat batuk akan membuat segala sesuatu yang menghambat di saluran napas terbuang keluar. "Terutama benda asing, cairan, atau lendir, sehingga saluran napas jadi bersih. Oleh karena itu, terkadang batuk justru diperlukan untuk membuang semua yang menyumbat saluran napas. Yang berbahaya justru jika benda yang menghambat saluran napas tidak bisa dikeluarkan lewat mekanisme batuk," ujar spesialis paru anak dari RSI Bintaro ini melanjutkan.

BATUK PENYAKIT
Berbeda dengan batuk "biasa" yang masih dalam batas toleransi, ada juga batuk yang merupakan gejala penyakit. "Kalau batuknya sangat sering, tidak menghiraukan waktu, siang malam batuk, bisa jadi itu merupakan gejala penyakit. Ini yang harus dikendalikan."Batuk bisa terjadi akibat adanya rangsangan di saluran napas, tapi ada juga batuk yang disebabkan oleh adanya kelainan pada tubuh itu sendiri. "Jadi, bukan akibat adanya rangsangan, melainkan karena ada kelainan pada tubuh," kata Muljono. Batuk akibat adanya rangsangan misalnya batuk karena alergi, karena debu atau udara kotor, atau karena bau-bauan yang menyengat.Batuk bisa juga terjadi akibat kelainan atau penyakit yang terjadi di saluran pernapasan. Contohnya TBC, penyempitan saluran napas, atau penyakit paru yang lain. Jika batuk terjadi karena TBC, kuman-kuman TBC yang ada di paru-paru akan tersembur keluar dan menular ke orang lain. Ada juga batuk akibat adanya gangguan otak (sistem saraf pusat). "Pernapasan, kan, dikontrol oleh otak juga."Pada bayi, batuk bisa merupakan gejala alergi, baik alergi susu maupun debu. Bisa juga batuk karena infeksi virus dan adanya aliran balik isi lambung ke arah jalan napas (gastroesofageal reflux), terutama anak yang mempunyai masalah pencernaan.Pada balita, yang paling sering adalah batuk karena alergi yang menyangkut alat pernapasan atas, yakni hidung, telinga, dan tenggorokan. Contohnya sinusitis dan asma. "Pada penderita sinusitis, rongga akan selalu mengeluarkan lendir yang tidak mengalir ke hidung melainkan ke tenggorokan. Ini yang menyebabkan batuk."Yang belakangan juga banyak menyerang anak adalah batuk 100 hari atau pertusis. "Cirinya, batuknya kering dan berkali-kali."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar